Mengapa AK-47 Disebut Senjata Paling Berbahaya?

Ilustrasi/kompas.com
Terkait senjata, definisi berbahaya bisa relatif. Ada senjata sangat berbahaya karena dapat membunuh jutaan orang dalam waktu sekejap, tapi jumlahnya terbatas, dan hanya dimiliki institusi tertentu—misalnya pemerintah—dengan aturan penggunaan yang sangat ketat, dalam arti tidak bisa seenaknya dipergunakan. Contoh senjata jenis ini adalah rudal atau bom nuklir.

Tapi ada pula senjata sangat berbahaya dengan cara lain, misalnya memiliki stok berlimpah, dapat dimiliki siapa saja dengan harga relatif murah, dan senjata itu bisa menewaskan banyak orang secara mudah. Itulah yang terjadi pada AK-47, hingga disebut senjata yang sangat berbahaya.

Jadi, yang membuat AK-47 berbahaya tidak hanya karena ia senjata yang bisa membunuh, tapi juga karena stoknya sangat berlimpah, mudah didapatkan—di pasar gelap—dan harganya terjangkau. Akibatnya, siapa pun bisa mendapatkan senjata ini dengan mudah, terlepas apa pun tujuannya.

AK-47 juga memiliki kelebihan lain. Perawatannya mudah, dan cara penggunaannya pun sama mudah. Orang yang awam senjata, dengan sedikit latihan, bisa langsung menggunakannya. Proses merakit senjata ini bahkan hanya butuh waktu 3 menit.

Di seluruh dunia, sirkulasi AK-47 diperkirakan mencapai 200 juta unit di pasar gelap. Karenanya, stok senjata ini bisa dibilang selalu tersedia, sementara pabrikannya ada di berbagai negara.

Di negara-negara yang sedang [atau pernah] berkonflik, seperti Irak, Afganistan, atau bahkan Somalia, AK-47 bisa dibeli siapa saja, dengan harga satu jutaan. Konflik bersenjata adalah pasar, dan para penjual senjata tahu bagaimana menjual dagangannya. Bayangkan bagaimana berbahayanya senjata ini.

Jika seseorang punya kawanan sekitar 500 orang, misalnya, dengan biaya yang tak terlalu banyak bisa mempersenjatai kelompoknya, dan mereka bisa menjadi kelompok mematikan dalam waktu singkat. Latar belakang semacam itulah yang menjadikan AK-47 kerap disebut senjata paling berbahaya.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spinning the wheels of change in Bali

Mengapa Fosil Dinosaurus Tidak Ditemukan di Indonesia?

Our better lives and environment